Kumpulan artikel : Do'a Dan Dzikir, Munajat-Munajat Hamba Kepada Tuhannya, Kumpulan Kisah, Kumpulan Status facebook, Wacana Islami. Puisi-Puisi Inspiratif, kata Mutiara, Kisah-kisah Inspiratif dan Bahan Renungan.
Semoga bermanfaat untuk kita semua, semoga menjadi bekal untuk kita menuai berkah dalam hidup dijalan Allah...
" Sebuah Benih "
Suatu ketika, ada sebuah pohon yang
rindang. Dibawahnya, tampak dua orang yang sedang beristirahat. Rupanya, ada
seorang pedagang bersama anaknya yang berteduh disana. Tampaknya mereka
kelelahan sehabis berdagang di kota. Dengan menggelar sehelai tikar, duduklah
mereka dibawah pohon yang besar itu.
Angin semilir membuat sang pedagang
mengantuk. Namun, tidak demikian dengan anaknya yang masih belia. "Ayah,
aku ingin bertanya..." terdengar suara yang mengusik ambang sadar si
pedagang. "Kapan aku besar, Ayah? Kapan aku bisa kuat seperti Ayah, dan
bisa membawa dagangan kita ke kota?
"Sepertinya, lanjut sang bocah,
"aku tak akan bisa besar. Tubuhku ramping seperti Ibu, berbeda dengan Ayah
yang tegap dan berbadan besar. Kupikir, aku tak akan sanggup memikul dagangan
kita jika aku tetap seperti ini." Jari tangannya tampak mengores-gores
sesuatu di atas tanah. Lalu, ia kembali melanjutkan, "bilakah aku bisa
punya tubuh besar sepertimu, Ayah?
Sang Ayah yang awalnya mengantuk, kini
tampak siaga. Diambilnya sebuah benih, di atas tanah yang sebelumnya di kais-kais
oleh anaknya. Diangkatnya benih itu dengan ujung jari telunjuk. Benda itu
terlihat seperti kacang yang kecil, dengan ukuran yang tak sebanding dengan
tangan pedagang yang besar-besar. Kemudian, ia pun mulai berbicara.
"Nak, jangan pernah malu dengan tubuhmu
yang kecil. Pandanglah pohon besar tempat kita berteduh ini. Tahukah kamu,
batangnya yang kokoh ini, dulu berasal dari benih yang sekecil ini. Dahan,
ranting dan daunnya, juga berasal dari benih yang Ayah pegang ini. Akar-akarnya
yang tampak menonjol, juga dari benih ini. Dan kalau kamu menggali tanah ini,
ketahuilah, sulur-sulur akarnya yang menerobos tanah, juga berasal dari tempat
yang sama.
Diperhatikannya wajah sang anak yang
tampak tertegun. "Ketahuilah Nak, benih ini menyimpan segalanya. Benih ini
menyimpan batang yang kokoh, dahan yang rindang, daun yang lebar, juga
akar-akar yang kuat. Dan untuk menjadi sebesar pohon ini, ia hanya membutuhkan
angin, air, dan cahaya matahari yang cukup. Namun jangan lupakan waktu yang
membuatnya terus bertumbuh. Pada mereka semualah benih ini berterima kasih,
karena telah melatihnya menjadi mahluk yang sabar.
"Suatu saat nanti, kamu akan besar
Nak. Jangan pernah takut untuk berharap menjadi besar, karena bisa jadi, itu
hanya butuh ketekunan dan kesabaran."
Terlihat senyuman di wajah mereka. Lalu
keduanya merebahkan diri, meluruskan pandangan ke langit lepas, membayangkan
berjuta harapan dan impian dalam benak. Tak lama berselang, keduanya pun
terlelap dalam tidur, melepaskan lelah mereka setelah seharian bekerja.

0 komentar