Fiona : "Yang paling kamu cintai di dunia ini
siapa?"
Albert : "Kamu dong!"
Fiona :
"Menurut kamu, aku ini siapa?"
Albert : (Berpikir sejenak lalu menatap Fiona dengan pasti). "Kamu tulang rusukku! Karena Tuhan
melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam
dan menciptakan Hawa. Semua Pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat
menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati..."
Setelah menikah, pasangan itu mengalami masa yang indah
dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam
kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang ada. Hidup mereka menjadi
membosankan.
Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian
dan cinta satu sama lain. Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai
menjadi semakin panas.
Pada suatu hari pada akhir sebuah pertengkaran Fiona lari keluar
rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak, "Kamu nggak
cinta lagi sama aku!". Albert sangat membenci ketidak dewasaan Fiona
dan secara spontan balik berteriak, "Aku menyesal kita menikah!
Kamu ternyata bukan tulang rusukku!!!"
Tiba-tiba Fiona menjadi terdiam dan berdiri terpaku untuk beberapa saat. Albert menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan, tetapi seperti air yang telah tertumpah tidak mungkin untuk diambil kembali. Dengan berlinang air mata, Fiona kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah (bercerai). "Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing."
"Kalau aku
bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari
pasangan sejati masing-masing."
Lima tahun berlalu. Albert tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu
akan kehidupan Fiona. Fiona pernah ke luar negeri tetapi sudah kembali. Dia
pernah menikah dengan seorang asing dan bercerai.
Albert agak kecewa bahwa Fiona tidak menunggunya kembali. Dan di
tengah malam yang sunyi dia meminum kopinya dan merasakan sakit di hatinya.
Tetapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Fiona.
Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport,
di tempat dimana banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan
hanya oleh sebuah dinding pembatas.
Albert : "Apa
kabar?"
Fiona : "Baik... apakah
kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang?"
Albert : "Belum."
Fiona : "Aku terbang ke New York dengan
penerbangan berikut. Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu
sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, tidak ada yang berubah. Fiona tersenyum
manis, lalu berlalu. Good bye..."
Satu minggu kemudian ternyata Fiona adalah satu korban Menara WTC.
Malam itu, sekali lagi, Albert mereguk kopinya dan kembali
merasakan sakit di hatinya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena
Fiona, tulang rusuknya sendiri yang telah dengan bodohnya dia patahkan.
"Kita melampiaskan 99% kemarahan
justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya adalah fatal.
Seringkali penyesalan itu datang belakangan akibatnya setelah kita menyadari
kesalahan kita, semua sudah terlambat...
Karena itu jagalah dan sayangilah orang yang kau cintai dengan
segenap hatimu... Sebelum kau mengucapkan sesuatu berpikirlah dulu, apakah
kata-kata yang kau ucapkan akan menyakiti orang yang kau cintai?? Kalau iya
sebaiknya jangan kau ucapkan. Karena akan semakin besar resiko kau kehilangan
orang yang kau cintai. Jadi berpikirlah dahulu, apakah kata-kata yang akan kau
ucapkan sebanding dengan akibat yang akan kau terima?"
mau dapetin kisah-kisah motivasi kunjungi blogg ini
sumber terkait : http://chillinaris.blogspot.com/2014/08/tulang-rusuk.html
sumber terkait : http://chillinaris.blogspot.com/2014/08/tulang-rusuk.html
0 komentar